Kamis, 02 April 2015

laporan pembuatan MOL



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pupuk merupakan nutrisi atau unsur hara yang ditambahkan kepada tanaman, dimana tanaman kekurangan akan unsur hara. Nutrisi pupuk dapat berupa bahan organik atau non organik ( mineral ). Pupuk berbeda dengan suplemen. Pupuk mengandung bahan bakar yang diperlukan pertumbuhan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme.
         Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia.Pupuk kimia merupakan pupuk berasal dari bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif pada lingkungan dan menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa pembusukan atau pengomposan.Pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, ataupun kotoran ayam.Pupuk organik biasanya berupa zat padat.Akan tetapi, pupuk organik juga dapat berupa pupuk cair.
Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat.Salah satu pupuk organik cair adalah MOL (Mikro Organisme Lokal).
Berdasarkan uraian diatas, pembuatan MOL (Mikro Prganisme Lokal) ini sengatlah penting untuk dikembangkan bagi petani lebih lanjut, petani akan mampu membuatnya sendiri karena mudah dalam pembuatannya serta bahan yang digunakan sangat tidak sulit disediakan, bersumber dari bahan yang hendak dibuang/limbah/tidak bisa dikonsumsi lagi. Disisi yag sama petani juga nantinya akan membutuhkan pupuk cair yang bersifat organik dan murah sehingga penggunaan pupuk kimia akan berkurang.
      Berdasarkan hasil pemikiran diatas, kami berencana untuk membuat pupuk organic cair yang kemudian di perkenalkan cara pembuatannya agar dapat dikembangkan dan digunakan dalam proses pertanian untuk dapat menjaga keseimbangan tanah dan mengurangi kadar penggunaan pupuk kimia yang akan merusak tanah pada akhirnya.

1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktukum ini adalah
1.      untuk mengetahui cara membuat MOL
2.      untuk mengetahui manfaat dan keunggulan MOL
3.      memanfaatkan bahan-bahan yang sudah busuk,terutama buah-buahan
4.      untuk mengurangi pupuk sintetis atau kimia.

Adapun kegunaan pada praktikum pembuatan MOL buah-buahan ini adalah pemanfaatan limbah buah-buahan dimasyarakat dapat berkurang, serata dalam hal pengurangan limbah ini juga tercipta sesuatu yang dapat bermanfaat untuk keseharian masyarakat terutama bagi yang ingin membuat pupuk organik cair maupun pupuk organik padat.








BAB II
PERSIAPAN PROJECT
3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan.
            Praktikum pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal)  ini dilaksanakan di sekertariat Agricomunity, Parepare. Pada hari Kamis, 4-20 Desember 2014.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan MOL dapat dilihat pada table berikut:
No
Nama Alat
Jumlah
Kegunaan
Keterangan

Jergen/Ember
1 buah
Jeregen digunakan sebagai tempat menampung dan fermentasi MOL


Baskon
1 buah
Tempat mencampur bahan MOL


Botol Aqua
1 buah
Tempat menyimpan Cairan Sabun/basa


Selang
80 cm
Untuk menyambungkan Cairan MOL dan Cairan sabun saat fermentsi


Corong
1 buah
Untuk memasukan cairan sabun dan MOL ke dalam Jergen dan aqua


Penyaring
1 buah
Untuk memisahkan antara ampas buah dengan cairan yang akan di buat MOL


Pisau
1 buah
Untuk memotong gula merah serta buah-buahan yang akan di hacurkan dan diambil airnya


Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan MOL dapat dilihat pada table berikut:
No
Nama bahan
Jumlah
Kegunaan
Keterangan
1
Buah-buahan bekas
3 Kg
Sebagai bahan organik utama yang digunakan

2
Air kelapa
1,5 L
untuk mempercepat pertumbuhan tanaman karena dapat mennghasilkan hormon pertumbuhan

3
Air beras
1,5 L
Menambahkan kandungan protein ke pupuk cair yang kita buat

4
Air biasa
2 L
Sebagai bahan campuran tambahan

5
Gula merah
Secukupnya
sebagai makanan awal bagi mikroba yang akan bekerja menguraikan bahan-bahan yang akan dibuat pupuk organik cair

6
Cairan sabun
Stengah botol aqua
Sebagai penghasil unsure basa bagi pupuk yang akan kita buat


3.3  Langkah kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu:
1.      Menghancurkan pisang, papaya dan buah-buahan dengan blender atau diremas.
2.      Masukkan hasil yang bahan yang halus tersebut kedalam baskon
3.     Isi air pada ember sekitar 3 liter
4.   Masukan gula merah secukupnya.
5.     Aduk hingga tercampur betul.
6.      Saring campuran tersebut dan masukan kedalam jergen yang sudah di lubangi bagian atas penutupnya.
7.   Sambungkan jergen dengan cairan sabun menggunakan selang, melalui lubang atas yang sudah di buat.
8.     Biarkan selama ± 15 hari untuk proses fermentasi. Setelah itu, cairan bisa di gunakan.

3.4 Cara Penggunaan
                  Adapun cara penggunaan dari cairan MOL yang kami buat ini ialah dengan mencampur 1 L Cairan MOL dengan 10 Liter air kemudian bisa diaplikasikan ke tanaman yang akan di berikan perlakuan.











BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
 Hasil dari praktikum pembuatan MOL yang dilaksanakan di sekertariat agri community tepatnya di BTN, bukit parepermai block C3 no. 18 yang di laksanakan pada tanggal 4-20 Desember 2014. yaitu sebagai berikut:

NO

GAMBAR

KETERANGAN
1
Proses menghaluskan serta mencampur bahan den gan cara di remas.

2


Buah-buahan yang telah dihaluskan dan ditambahkan air

3


Menambahkan gula merah
(Molases)

4


Proses Pencampuran Air Beras

4

Proses Pencampuran Air Kelapa

5

Proses Penyaringan Campuran Mol Dengan Ampas Buah

6
Campuran Mol Di masukan Kedalam Jergen Untuk Di Fermentasi
7
Jergen di pasangkan selang dan di hubungkan dengan larutan sabun sebelum  Siap Di Fermentasi

4.2 Pembahasan
Dalam pembuatan pupuk organik cair ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang mengakibatkan pencemaran lingkungan dan tanaman menjadi rawan hama. Hal ini sesuai dengan pendapat (Djuarni 2006) yang menyatakan, dari berbagai akibat penggunaan pupuk kimia tersebut masalah yang timbul antara lain: 1) Tanaman menjadi sangat rawan terhadap hama, meskipun produktivitasnya  tinggi  namun  tidak   memiliki ketahanan terhadap hama, 2) Pembodohan terhadap petani yang diindikasikan dengan hilangnya pengetahuan lokal dalam mengelola lahan pertanian dan ketergantungan petani terhadap paket  teknologi pertanian produk industri.
Pupuk organik adalah salah satu bahan yang dapt memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Hal ini sesuai denga pendapat (Rohendi 2005) yang menyatakan, pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi.
Pemberian bioaktivator yang diberikan ke air rendaman dengan perbandingan sekitar 200 ml bioaktivator dicampur dengan 5 liter air rendaman. Bioaktivator berfungsi untuk mempercepat proses penguraiaan bahan-bahan pembuat pupuk. Bioaktivator yang digunakan terdiri dari beberapa jenis-jenis mikroba, baik yang berasal dari cendawan, maupun yang berasal dari bakteri. Biokativator yang digunakan terdiri dari bakteri yang berfungsi mempercepat penguraian, dan mikroba yang berfungsi sebagai musuh alami terhadap OPT, atau bahkan mikroba yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman karena dapat mennghasilkan hormon pertumbuhan.
Pemberian molases (gula merah yang telah dicairkna), pemberian ini sekitar 200ml, diberikan kedalam larutan pertama. Fungsi dari larutan molases ini sebagai makanan awal bagi mikroba yang akan bekerja menguraikan bahan-bahan yang akan dibuat pupuk organik cair. Gambar 3 dan 4 memperlihatkan perlakuan bahan-bahan pupuk organik setelah diberikan bioaktivator dan tetes tebu, kemudian diaduk. Bahan-bahan yang dibuat pupuk kemudian direndam kedalam larutan tersebut. Hal ini didukung oleh pendapat Parnata, Ayub.S, (2004), bahwa Kondisi atau faktor-faktor pengomposan dibuat seoptimum mungkin. Sebagai contoh, rasio C/N yang optimum adalah 25-35:1.
Untuk membuat kondisi ini bahan-bahan yang mengandung rasio C/N tinggi dicampur dengan bahan yang mengandung rasio C/N rendah, seperti kotoran ternak. Ukuran bahan yang besar-besar dicacah sehingga ukurannya cukup kecil dan ideal untuk proses pembuatan MOL (Ayub.S, 2004).

BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
1)   Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa buah-buahan, hewan, dan manusia.
2)   Pupuk Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan organik dan berwujud cair.
3)   Pupuk organik cair memiliki mamfaat bagi tanaman yaitu Untuk menyuburkan tanaman, Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah, Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar, Untuk membantu revitalisasi produktivitas tanah, Untuk meningkatkan kualitas produk
5.2 Saran
Saran kami ialah semoga hal seperti ini bisa di kembangkan untuk kemudian digunakan dalam praktek yang kita lakukan agar tujuan kita untuk mencapai pertanian organic bisa menjadi lebih mudah dan dapat cepat berkembang.





 



Daftra Pustaka
Ayyub p s. dalam http://id.wikipedia.org/Pupuk_Kompos_dan_Pengomposan. (diakses pada  20 desember 2014)
Djuarni.2006. Dalam. Http//: naim.blogspot.com/akibat pupuk kimia/. 2014. (diakses pada 20 desember 2014)
Rohendi.2005. dalam http://id.wikipedia.org/pengertian_pupk_organik. (diakses pada  20 desember 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar