BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah
katulistiwa termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.
Perubahan pola curah hujan,kenaikan muka air laut, dan suhu udara, serta
peningkatan kejadian iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan merupakan
beberapa dampak serius perubahan iklim yang dihadapi Indonesia. Perubahan iklim
akan menyebabkan: (a) seluruh wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu udara,
dengan laju yang lebih rendah dibanding wilayah subtropis; (b) wilayah selatan
Indonesia mengalami penurunan curah hujan, sedangkan wilayah utara akan
mengalami peningkatan curah hujan.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
masalah pokok yang kami sampaikan pada makalah ini antara lain adalah:
ü Bagaimana
iklim mempengaruhi tanah
ü Bagaimana
iklim mempengaruhi tanaman
ü Bagaimana
iklim mempengaruhi perkecambahan benih
ü Hubungan
klimatologi dengan pertanian
ü Hubungan
cuaca dengan klimatologi
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulis adalah untuk mengetahui hubungan klimatologi,
iklim, cuaca dengan pertanian agar pertanian bisa mengatur budidaya apa yang
harus ditanam jika musim berubah terus, maka dari itu kita harus belajar
tentang klimatologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Hubungan Klimatologi Dengan Pertanian
Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer. Mirip dengan
meteorologi, tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di
atmosfer sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses2 atmosfer.
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing2 berarti
kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos sendiri
berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan
penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda, dan
bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia.
Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang
banyak sehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga
mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004) Iklim
merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi
tanaman. Jenis2 dan sifat2 iklim bisa menentukkan jenis2 tanaman yg tumbuh pada
suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang
pertanian sangat diperlukan.
Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu pemanasan
global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu
terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir
musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah
untuk merencanakan masa tanam dan masa panen. Untuk daerah tropis Indonesia,
hujan merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman
pertanian. Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari.
Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam siklus hidupnya,
sedangkan hujan merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya pasokan air
bagi tanaman yg disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja akan
mempengaruhi siklus pertumbuhan tanaman, Inu merupakan contoh global pengaruh
ikliim terhadap tanaman. Di indonesia sendiri akibat dari perubahan iklim,
yaitu timbulnya fenomena El Nino dan La Nina. Fenomena perubahan iklim ini
menyebabkan menurunnya produksi kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit bila tidak
mendapatkan hujan dalam 3 bulan berturut-turut akan menyebabkan terhambatnya
proses pembungaan sehingga produksi kelapa sawit untuk jangka 6 sampai 18 bulan
kemudian menurun. Selain itu produksi padi juga menurun akibat dari kekeringan
yang berkepanjangan atau terendam banjir. Akan tetapi pada saat fenomea La Nina
produksi padi malah meningkat untuk masa tanam musim ke dua.
Selain hujan, ternyata suhu juga bisa menentukkan jenis2
tanaman yg hidup di daerah2 tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh di
daerah tropis, gurun dan kutub. Indonesia merupakan daerah tropis, perbedaan
suhu antara musim hujan dan musim kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu
musim panas dan musim kemarau di daerah2 sub tropis dan kutub. Oleh karena itu
untuk daerah tropis, klasifikasi suhu lebih di arahkan pada perbedaan suhu
menurut ketinggian tempat. Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat
(elevasi) berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman. Sebagai contoh,
tanaman strowbery akan berproduksi baik pada ketinggian di atas 1000 meter,
karena pada ketinggian 1000 meter pebedaan suhu antara siang dan malam sangat
kontras dan keadaan seperti inilah yg dibutuhkan oleh tanaman strowbery. Jadi
keeratan hubungan antara klimatologi dengan ilmu pertanian tercermin dengan
berkembangnya cabang klimatologi
B.
Hubungan Suhu Terhadap Pertanian
-
Cuaca
Cuaca dan iklim adalah proses interaktif alami (kimia,
biologis dan fisis) di alam, Khusus nya di atmosfer. Hal ini terjadi karena
adanya sumber energi, yaitu Matahari dan gerakan rotasi Bumi pada poros (kurang
24 jam) serta revolusi Bumi mengelilingi Matahari. Dalam peristiwa ini,
pendekatan fisis lebih dominan dari pada kimia dan biologis.Cuaca sebagai
kondisi udara sesaat dan iklim sebagai kondisi udara rata-rata dalam kurun
waktu tertentu merupakan hasil interaksi proses fisis.Iklim selalu berubah
menurut ruang dan waktu. Dalam skala waktu perubahan iklim akan membentuk pola
atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan maupun siklus beberapa
tahunan . Selain perubahan yang berpola siklus, aktivitas manusia menyebabkan
pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala global maupun skala
lokal.
Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer, yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang (Trenberth, Houghton and Filho. 1995).
Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer, yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang (Trenberth, Houghton and Filho. 1995).
Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang
sangat dinamik dan sulit dikendalikan. Dalam praktek, iklim dan cuaca sangat
sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai dengan kebutuhan Iklim/cuaca
sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi pertanian. Karena sifatnya
yang dinamis, beragam dan terbuka, pendekatan terhadap cuaca/iklim agar lebih
berdaya guna dalam bidang pertanian , diperlukan suatu pemahaman yang lebih
akurat teradap karakteristik iklim melalui analisis dan interpretasi data
iklim. Mutu hasil analisis dan interpretasi data iklim, selain ditentukan oleh
metode analisis yang digunakan, juga sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu
data. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik antar
instasi pengelola dan pengguna data iklim demi menunjang pembangunan pertanian
secara keseluruhan.
Menyimak pemberitaan beberapa media masa akhir-akhir ini
tentang semakin rawannya ketersediaan pangan di Indonesia tentunya sangat
memprihatinkan. Pengaruh kegagalan panen, bangkrutnya petani dan harga pangan
yang makin meningkat dapat meruntuhkan prospek pertumbuhan ekonomi. Kondisi
dimana harga bahan pangan dan komoditi lain yang tinggi tentu saja berakibat
pada peningkatan inflasi. Semakin rawannya ketahanan pangan di Indonesia
merupakan akibat semakin menurunnya luas lahan pertanian dan produktivitas
lahan yang tidak mungkin ditingkatkan. Artinya beberapa upaya untuk
meningkatkan hasil produksi pertanian sudah tidak ekonomis lagi.
Peningkatan kebutuhan terhadap produksi pertanian akibat
peningkatan jumlah penduduk di satu sisi, dan semakin terbatasnya jumlah sumber
daya pertanian disisi lain, menuntut perlunya optimalisasi seluruh sumber daya
pertanian, terutama lahan dan air. Oleh sebab itu, sistem usahatani yang selama
ini lebih berorientasi komoditas (commodity oriented) harus beralih kepada
sistem usahatani yang berbasis sumber daya (commodity base), seperti halnya
sistem usahatani agribisnis. Salah satu aspek penting dalam pengembangan
agribisnis adalah bahwa kualitas hasil sama pentingnya dengan kuantitas dan
kontinuitas hasil.
Disamping faktor tanah, produktivitas pertanian sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan air dan berbagai unsur iklim. Namun dalam
kenyataannya, iklim/cuaca sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi.
Hal tersebut disebabkan kekurang selarasan sistem usahatani dengan iklim akibat
kekurang mampuan kita dalam memahami karakteristik dan menduga iklim, sehingga
upaya antisipasi resiko dan sifat ekstrimnya tidak dapat dilakukan dengan baik.
Akibatnya, sering tingkat hasil dan mutu produksi pertanian yang diperoleh
kurang memuaskan dan bahkan gagal sama sekali.
Sesuai dengan karakteristik dan kompleksnya faktor iklim,
maka kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam memodifikasi dan
mengendalikan iklim sangat terbatas. Oleh sebab itu pendekatan yang paling
efektif untuk memanfaatkan sumber daya iklim adalah menyesuaikan sistem
usahatani dan paket teknologinya dengan kondisi iklim setempat. Penyesuaian
tersebut harus didasarkan pada pemahaman terhadap karakteristik dan sifat iklim
secara baik melalui analisis dan interpretasi data iklim. Mutu hasil analisis
dan interpretasi data iklim, selain ditentukan oleh metode analisis yang
digunakan, juga sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu data.
Selain proses metabolisme, proses pembungaan, pengisian biji
dan pematangan biji atau buah tanaman padi juga sangat dipengaruhi oleh radiasi
surya (intensitas dan lama penyinaran), suhu udara dan kelembaban nisbi serta
angin. Secara aktual, berbagai proses fisiologi, pertumbuhan dan produksi
tanaman sangat dipengaruhi oleh unsur cuaca, yaitu keadaan atmosfer dari saat
ke saat selama umur tanaman, ketersediaan air (kelembaban tanah) sangat
ditentukan oleh curah hujan dalam periode waktu tertentu dan disebut sebagai
unsur iklim, yang pada hakikatnya adalah akumulasi dari unsur cuaca (curah
hujan dari saat ke saat)
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Banyak factor yang mempengaruhi dalam terjadinya proses
pertanian, salah satunya adalah iklim. Iklim mempunyai pengaruh yang besara
terhadap baik atau buruknya pertumbuhan tanaman dalam proses pertanian yang
berlangsung. Seperti yang kita ketahui, iklim mempengaruhi tanah sebagai media
tanam dalam bertani. Suhu udara, angin, curah hujan, material tanah, oksigen
dan mineral pada tanah sangat berpengaruh pada proses bercocok tanam, dan hal
tersebut sangat di pengaruhi iklim sebagai sumber pengaruh semua itu. Bahkan
berubahnya iklim bisa mengakibatkan semua hal tadi berubah pula, baik pada perubahan
yang di harapkan bahkan pada perubahan yang tidak di harapkan yang dapat
menggarahkan proses pertanian pada hal yang kurang baik.
Iklim merupakan komponen ekosistem dan factor produksi yang
sangat dinamik dan sulit di kendalikan dan di duga terutama suhu , oleh karena
itu pendekatan yang paling baik dalam rangka membangun pertanian adalah
menyesuaikan keadaan tani dengan iklim
Factor suhu memepunyai peranan yang sangat penting
perencanaan dan system produksi pertanian karena seluruh unsure iklim berpengaruh
terhadap berbagai proses fotosintesis pertumbuhan dan produktifitas tanaman
Cuaca dan iklim adalah proses interaktif alami (kimia,
biologis dan fisis) di alam, Khusus nya di atmosfer. Hal ini terjadi karena
adanya sumber energi, yaitu Matahari dan gerakan rotasi Bumi pada poros (kurang
24 jam) serta revolusi Bumi mengelilingi Matahari. Dalam peristiwa ini,
pendekatan fisis lebih dominan dari pada kimia dan biologis.Cuaca sebagai
kondisi udara sesaat dan iklim sebagai kondisi udara rata-rata dalam kurun
waktu tertentu merupakan hasil interaksi proses fisis.Iklim selalu berubah
menurut ruang dan waktu. Dalam skala waktu perubahan iklim akan membentuk pola
atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan maupun siklus beberapa
tahunan . Selain perubahan yang berpola siklus, aktivitas manusia menyebabkan
pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala global maupun skala
lokal.
Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan pada iklim
yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang
merubah komposisi atmosfer, yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada
periode yang cukup panjang
B.
Saran
Globalisasi adalah hal yang dapat merubah hal yang mempunyai
pengaruh terhadap pertanian kearah yang tidak lebih baik, bahkan cenderung
merugikan. Dengan globalisasi berarti terjadi perubahan iklim, salah satunya
adalah radiasi yang dapat mengganggu proses pertanian. Maka dari itu marilah
kita cegah sama-sama hal tersebut, karena dengan mencegah hal terrsebut berarti
kita mencegah hal yang tidak di inginkan bila terjadi globalisasi nantinya.
Sebaiknya perlu koordinasi dan kerjasama yang baik antara
instansi pengelola danpengguna data iklim demi menunjang pertanian secara
keseluruhan
Pemerintah seharusnya melakukan peningkatan /peralatan/stasiun informasi iklim untuk pengamatan menyediakan dan membina sdm dalam meningkatkan mutu pengamatan dan kemampuan analisis karena sangat terbatasnya informasi iklim yang sangat efektif (berdaya guna) untuk bidang atau kegiatan pertanian
Pemerintah seharusnya melakukan peningkatan /peralatan/stasiun informasi iklim untuk pengamatan menyediakan dan membina sdm dalam meningkatkan mutu pengamatan dan kemampuan analisis karena sangat terbatasnya informasi iklim yang sangat efektif (berdaya guna) untuk bidang atau kegiatan pertanian
DAFTAR PUSTAKA
http//www.indekspengaruhiklimterhadappertaniankonvensional.com/wikipedia.com/inc/.hohuw.com
Tjasyono, 2004 “iklim ,suhu terhadap permukaan bumi” Wisnubroto, S. 1997.
Tjasyono, 2004 “iklim ,suhu terhadap permukaan bumi” Wisnubroto, S. 1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar